Live is a mug of coffee

Say NO! to Vegetables


Cast :
  • iDolls' Members (Profile)
  • SHINee's Members
  • MBLAQ's Members
  • Infinite's Members 
Genre :
  • Humor
  • Friendship
Preview : 
“Hyemi, denger ya! Aku nggak suka sama sayuran ini!” kata Eunkyung sambil menunjuk Kacang panjang yang ada di kotak makanannya. “Baru kenalan, sayuran ini udah bohong sama aku! Badannya pendek tapi ngaku-ngaku panjang! Ini kacang pendek tapi pengen banget dipanggil kacang panjang! Aku paling nggak suka dibohongin! Terus ini! Paprika hijau ini! Liat kulitnya yang licin dan mencurigakan! Aku curiga jangan-jangan paprika ini sebenernya terbuat dari karet hijau dan kalau aku memakannya kulitku akan berubah jadi hijau-hijau kayak hulk!”
=========================================================================

Say NO! to Vegetables

-WAITING ROOM iDOLLS, DUA JAM SEBELUM PERFORM-

“Waktunya makan~!” Hyemi mengeluarkan kotak makanan untuk kelima sahabatnya dan membagikannya.

“Aku nggak laper,” kata Yongjin.

Hyemi menatapnya dengan tatapan horror.

“Eh, iya, iya. Aku makan. Eonni cantik deh,” Yongjin si penjilat beraksi.
            
“Semua makanan di kotak ini harus abis, kalo nggak,” ancam Hyemi.
           
“Kalo nggak?” tanya Sanghwa penasaran.
            
“Kalo nggak, aku nggak akan masak untuk kalian lagi,” kata Hyemi dan mulai lah dia mengomel. “Aku tuh udah capek masak untuk kalian! Kalian harus menikmati masakanku sampai habis! Masakkanku nggak mungkin nggak enak. Kibum oppa yang bilang begitu,”
           
“Mungkin Kibum oppa bilang begitu cuma buat menghibur Eonni aja,” kata Yongneul tanpa perasaan. Maknae yang satu ini terlalu polos untuk membaca situasi yang ada.
             
Hyemi menatapnya tajam, “Jadi kamu mau bilang masakanku nggak enak?”
            
“Yeee! Makananku udah abis!!!” teriak Hahee. Semua cengo melihatnya. Sumpah belom ada 2 menit! Kadang member yang lain takut kalau melihat Hahee makan. Buas, mengerikan! Amazing!! UNBELIEVABLE!! Bagaikan nonton film thriller.
           
“Tuh! Hahee udah abis. Kalian makan!” perintah Hyemi.
            
Eunkyung membuka kotak makan pertamanya. Nasi. Kotak keduanya. Daging, kesukaannya. Kotak ketiga. Eunkyung mengintipnya sedikit. Dugaannya benar, dia menutupnya dan mengembalikannya ke dalam tas. “Aku makan!” Eunkyung mengangkat sendoknya tinggi-tinggi dan mulai memasukkan nasi dan daging ke dalam mulutnya. Dia tersedak saat Hyemi lagi-lagi menatapnya dengan tatapan horror. “Wae?” tanyanya sambil terbatuk-batuk. Sanghwa memberinya sebotol air mineral.
           
“Kenapa kotak yang itu umma masukkin ke dalem tas lagi?” tanyanya dengan nada mengancam.
           
“Itu isinya kacang panjang,” jawab Eunkyung.
            
“Terus?” Hyemi menahan kesabarannya.
           
“Ada wortel juga,”
           
“Terus?”
           
“Paprika hijau,”
           
“Umma! Maksudku, kenapa nggak umma makan?!”
           
“Aku nggak suka sayuran,”
           
“Ya! jangan bilang nggak suka-nggak suka! Sayuran itu baik untuk kesehatan! Banyak vitaminnya!”
           
“Nggak mau makan sayuran. Case closed!”
           
“Kenapa sih nggak mau makan?!”
           
“Yang begitu nggak bisa dimakan Hyemi!"
             
“Umma denger ya! Aku nggak suka sama orang yang pilih-pilih makanan!”
           
“Aish, tapi kalo aku nggak suka sayuran kamu nggak bisa maksa aku dong!”
           
Member yang lain hanya menonton adu mulut itu sambil memakan makanan mereka. Kadang manggut-manggut kalo Hyemi menjelaskan kandungan yang ada di sayuran. Keempat member iDolls yang lain sudah biasa dengan adu mulut antara Eunkyung dan Hyemi seperti ini. 3 kali sekali. Hyemi pasti ngomel kalau Eunkyung menyisakan sayuran. Sebenarnya Eunkyung tidak membenci semua sayuran. Hanya beberapa saja. Tapi tetap saja Hyemi nggak suka sama orang yang pilih-pilih makanan.
           
“Hyemi, denger ya! Aku nggak suka sama sayuran ini!” kata Eunkyung sambil menunjuk Kacang panjang yang ada di kotak makanannya. “Baru kenalan, sayuran ini udah bohong sama aku! Badannya pendek tapi ngaku-ngaku panjang! Ini kacang pendek tapi pengen banget dipanggil kacang panjang! Aku paling nggak suka dibohongin! Terus ini! Paprika hijau ini! Liat kulitnya yang licin dan mencurigakan! Aku curiga jangan-jangan paprika ini sebenernya terbuat dari karet hijau dan kalau aku memakannya kulitku akan berubah jadi hijau-hijau kayak hulk!”
             
Yang lain speechless mendengar penjelasan dari Eunkyung. Eunkyung memang percaya dengan mitos hulk. Dia tau mitos ini dari Onew. Semua makhluk di dunia ini pasti tau kalau Onew hanya bercanda. Tapi Eunkyung yang pabo-nya sering kumat mempercayainya sampai sekarang.
           
“Umma! Itu nggak bisa dijadiin alasan! Makan sayuranmu!” bentak Hyemi.
           
“Andwae!”
            
“Umma!”
           
“Andwae! Andwae!” Eunkyung menutup mulut dengan tangannya karena Hyemi sudah mulai memaksanya menelan sayuran-sayuran itu.
             
Pintu terbuka dan Manager masuk. “Apa-apaan kalian ini? Kajja! Kita ada rehearsal,”
            
“Okay!” Eunkyung yang paling semangat. Kesempatan kabur dari Hyemi, batinnya. Dia menatap Hyemi sambil tersenyum. Tapi Hyemi menatapnya dengan tatapan urusan-kita-belum-selesai!
            
Rehearsal berlangsung selama setengah jam. Eunkyung kembali ke waiting room. Tapi berhenti di depan pintu karena ingat ancaman Hyemi tadi, jadi dia memutuskan untuk mengintip dulu. Keputusan tepat, Eunkyung, kau memang pintar! Pujinya pada diri sendiri saking nggak ada yang muji.
            
Benar saja, Hyemi sudah menunggu di dalam ruangan. Memotong-motong paprika hijau dan memasukkannya ke dalam blender. Di meja sudah tertata berbagai sajian nista yang terbuat dari paprika. Nasi paprika, telur dadar paprika, segelas jus paprika, dan secangkir paprikappuccino(?).
             
Eunkyung langsung berbalik dan mencoba kabur. Tapi langkahnya terhalangi Hahee yang berdiri di tengah koridor sambil menodongkan kacang panjang bagaikan menodongkan pistol. Bukan cuma itu, dia juga memakai kalung, gelang, dan koteka dari kacang panjang. Benar-benar pemandangan yang merusak mata.
            
“Ya! Ngapain kamu di situ? Kamu jadi sekutunya Hyemi ya?”
           
“Ne umma,” katanya sambil senyum-senyum.
             
Jujur, Eunkyung takut sama Hahee kalo udah kumat begitu. Tapi dia nggak boleh menjatuhkan harkat martabatnya sebagai leader yang terhormat! Dia harus bisa kabur dari si Hahee ini. Gimana ya caranya?
            
“JONAS BROTHERS!” teriaknya sambil menunjuk ke belakang Hahee. Hahee nengok dan Eunkyung berhasil kabur.
             
Sebuah cara kabur yang nggak begitu cerdik. Kalo cuma begitu anak kecil juga bisa.
             
Eunkyung lari menyusuri koridor tanpa tujuan. Berbelok di ujung lorong, dan masuk pintu pertama yang dilihatnya.

-WAITING ROOM SHINEE- 
             
“Jagiya~” teriak Taemin sambil merentangkan kedua tangannya. Eunkyung langsung melepas high heelsnya dan mengangkatnya di atas kepala. Taemin meringkuk dipojokkan.
             
“Ini di mana?”  tanya Eunkyung sambil memakai kembali high heels nya.
           
“Ini waiting room SHINee. Kamu sendiri yang masuk ke sini,” kata Jonghyun.
            
“Oh, ngapain aku ke sini?”
            
Kelima namja yang ada di ruangan itu tatap-tatapan. Sedikit menyesali takdir mereka kenapa mereka punya temen kayak gini. “Kamu kenapa sih?” tanya Key.
            
Secangkir paprikappuccino menari-nari di kepala Eunkyung. “ASTAGA!” dengan panik, Eunkyung segera mencari tempat persembunyian. Dapat! Di belakang sofa. Di sebelah Taemin. “Ngapain kamu ngumpet di sini?” tanya Eunkyung.
             
“Aku ngumpet dari kamu. Kamu ngapain?”
            
Eunkyung hanya menatapnya dengan tatapan kamu-kira-aku-debt-collector?! Lalu mendorong Taemin. “Sana! Sana!”
            
“Kamu ngumpet dari apa sih?” tanya Onew. Kepalanya nongol dari atas sofa.
            
“Paprika hijau,”
             
“Kenapa?”
           
“Mitos hulk,”
             
“Mitos hulk? Aigo, Eunkyung-ah, kamu masih percaya sama mitos itu? Aku kan cuma bercanda,” Onew menggaruk-garuk kepalanya.
             
“Oppa nggak bercanda! Oppa sendiri yang bilang begitu!”
            
Handphone Jonghyun bordering. Dia segera mengambilnya dari atas meja.
             
“Kalo itu Yongjin atau siapa pun member iDolls yang nyari aku, bilang aku nggak ada,”
            
Jonghyun mengangguk, “Yeoboseyo, Yong… Ne… Eunkyung? Dia nggak ada di sini… Ne… Annyeong,” Jonghyun menutup telfonnya.
           
“Hehehehe, gomawoyo oppa,” kata Eunkyung.
             
“Mendingan kamu balik sekarang. Kata Yongjin kamu belom siap-siap. Sebentar lagi acaranya mulai,”
             
“Andwae! Aku udah make up kok. Tinggal ganti baju aja,” tolak Eunkyung.
            
Suara handphone berkumandang(?) lagi. Kali ini handphone Taemin. “Jagiya! Aku nggak ada di dekatmu! Araso?” Eunkyung memperingatkan. Taemin mengangguk.
             
“Yeoboseyo… Yongjin-ah! Eunkyung? Anni, dia nggak ada di dekatku…”
           
Eunkyung menghela nafasnya. Namjachingu-ku memang bisa diandalkan.
             
“Ne… Dia ada di belakang sofa,”
           
Apa?!
            
“Molla, katanya bersembunyi dari mitos hulk, oh, araso. Annyeong,” Taemin mengakhiri panggilannya.
            
Namjachingu-ku nggak bisa diandalkan! Omel Eunkyung dalam hati.
            
“Jagiya, katanya Yongjin sama Hyemi mau ke sini. Oh! Sama Hahee juga,”
            
“YA! PABOYA!” Eunkyung loncat ke atas sofa. Menyadari nyawanya terancam, Taemin lari ke dalam kamar mandi. Eunkyung meraih sapu yang ada di ruangan itu dan menggedor-gedor pintu kamar mandi. Sungguh hanya Tuhan dan dirinyalah yang tau apa yang akan dilakukannya terhadap namja malang itu.
            
Keempat namja yang lain hanya menonton. Tidak berusaha untuk membantu. Bingung kenapa Taemin nggak pernah belajar dari pengalaman. Sudah menjadi rahasia umum kalau Eunkyung itu suka marah-marah. Dan suaranya kalau lagi marah-marah kayak kaleng dipukul-pukul. Bikin tetangga pada ayanan. Yang punya penyakit jantung langsung meninggal. Belum lagi, biar marahnya mereda, 7 hari 7 purnama kita harus nyediain rangkaian kembang setaman, ngasih air dari 7 sumur, jalan-jalan ke 7 gunung, menyediakan 7 rupa cokelat vanilla, beliin 7 es krim dengan rasa yang berbeda, dan tujuh-tujuh lainnya kecuali tujuh bulanan soalnya dia belom nikah apa lagi hamil.
             
Tunggu, batin Eunkyung. Kalo aku terus-terusan di sini, mereka pasti akan menemukanku dan memaksaku untuk… untuk… ah! Aku tidak bisa membayangkannya! Eunkyung langsung melempar sapu yang dipenganya ke arah Minho–pas banget kena kepala–dan lari dari situ.
             
Lari ke mana? Lari ke mana? Ada pintu di depannya. Sepertinya menjanjikan. Dia membuka pintu itu dan masuk ke dalam.

-WAITING ROOM MBLAQ-
           
“Kalian lagi ngapain?” tanya Eunkyung heran. Kelima namja di depannya lagi peluk-pelukkan gaje. Homo? Nggak kok. Sebenernya nggak separah itu keadaannya. Mir menggigit baju GO yang ada di sebelah kirinya. GO narik-narik rambut Leejoon yang ada di sebelah kirinya. Leejoon memeluk Cheondoong dan Cheondoong memeluk Leejoon.
             
“Itu! Itu! Ceritanya Seungho hyung serem banget!” teriak Mir sambil nunjuk-nunjuk Seungho.
             
“Singkirkan telunjukmu itu dari hidungku!” perintah Seungho yang hidungnya memang ditempeli(?) telunjuk Mir.
            
“Kamu ngapain ke sini?” tanya GO.
            
“Ngumpet,”
            
“Dari apa?” tanya Cheondoong.
           
“Hulk,”
            
“Hulk?” Seungho menghentikan usahanya menggigit telunjuk Mir.
           
Eunkyung mengangguk, “kalian lagi ngapain sih?”
          
“Cerita serem,”
           
“Cerita serem? Aku punya cerita serem! Aku ikutan ya,” kata Eunkyung lalu duduk di antara Seungho dan Mir. “Geser,” perintahnya. “Cerita ini terjadi sekitar 2 minggu yang lalu,” Eunkyung memulai ceritanya. Mir mulai narik-narik baju GO lagi. Padahal itu baju buat perform.
             
“Waktu itu aku lagi sendirian di dorm. Terus aku ngerasa ada yang hilang dari diri aku. Sesuatu yang sangat penting. Yang berhubungan dengan hidup dan matiku,”

“Jati dirimu?” tanya Seungho. Eunkyung menggeleng.

“Ji… Jiwamu?” tanya Leejoon. Lagi-lagi Eunkyung menggeleng.

“NYAWAMU?! KAU KEHILANGAN NYAWAMU?!!” Mir teriak-teriak gaje. Eunkyung yang kaget reflek melempar kotak tissue ke arah Mir. Setelah kagetnya reda, Eunkyung menggeleng lagi.

“Terus apa dong?” tanya Cheondoong yang masih kelihatan tenang.

“Dompetku,”

GUBRAK!

“Aku lanjutin ya,” kata Eunkyung. Nggak sadar kalo kelima namja di hadapannya mulai speechless.

-FLASHBACK-
             
“Dompetku mana???” teriak Eunkyung sambil membongkar sprei kasur Sanghwa. Dia udah nyari dompetnya dari satu jam yang lalu. Dorm iDolls yang biasanya rapi itu kini berantakkan kayak kapal pecah diterjang badai dan ombak. Entah bagaimana reaksi Hyemi dan Yongneul yang gila kerapihan saat melihat keadaan dorm mereka begitu pulang nanti.
            
Eunkyung mengeluarkan isi lemarinya. “Aduh! Mana sih?!”
            
“Di kantongmu,”
            
Eunkyung merogoh kantongnya dan menarik keluar dompetnya. “YEAH! Dompetku ketemu!!!”

-FLASHBACK END-

“Udah?” tanya GO. Eunkyung mengangguk.
           
“Yah! Nggak seru nih kehilangan dompet doang,” protes Mir. Yang lain mengiyakan.
           
“Kalian nggak merhatiin ceritaku ya? Tadi kan aku bilang aku lagi sendirian di dorm itu! Member yang lain lagi keluar. Sampe sekarang aku nggak tau suara yang ngasih tau di mana dompet aku itu suara siapa,”
           
Dengan telatnya kelima member MBLAQ itu baru sadar. Dan dengan telatnya mereka baru teriak-teriak gaje.
           
“Gantian aku yang cerita,” kata Cheondoong. Keempat member MBLAQ yang lain plus Eunkyung mendengarkan dengan antusias. Tapi saat Cheondoong mau memulai ceritanya, handphone-nya berdering. Ada telfon masuk. Eunkyung yang kesel ceritanya kepotong meraih handphone dari tangan Cheondoong dan menjawabnya.
            
“YA! Jangan telfon-telfon dulu dong! Lagi cerita nih!!”
             
“Umma!” kata yeoja yang di seberang telfon. Suara Yongjin. “Hyemi eonni! Hahee eonni! Umma lagi sama Cheondoong oppa!” teriak Yongjin.
              
“Di mana?” terdengar suara Hyemi bertanya.
              
“Umma di mana?” tanya Yongjin.
             
“Di waiting room MBLAQ,”
           
Eunkyung, leader iDolls yang berkarisma, multi talent dan bertanggung jawab, keceplosan…
             
Tanpa banyak omong, Eunkyung melempar handphone Cheondoong ke arah Mir dan kabur lagi.
           
Aish! Lari ke mana lagi? Ah! Dia ingat! Dia liat L waktu rehearsal tadi. Berarti ada Infinite di sini. Dia memutuskan untuk mencari waiting room Infinite dan bersembunyi di sana. Sekalian mau ketemu Sunggyu oppa dan Hoya oppa, hahahahahaha, batinnya. Pikirannya barusan membuatnya senyum-senyum sendiri. Bayangkan, seorang idol, bukan, seorang leader, lari-lari di koridor dengan make up tebal untuk perform, tanpa baju perform, hanya jeans, kemeja, dan high heels, menerobos kerumunan orang tanpa permisi, dan sambil senyum-senyum.

-WAITING ROOM INFINITE-

Kedatangan Eunkyung ke waiting room Infinite sepertinya tidak disadari. Saat dia masuk, semua mata tertuju pada Sungjong dan Sunggyu. Sepertinya Sunggyu sedang memarahi Sungjong. Sungjong duduk di sofa sambil menunduk dan Sunggyu berdiri tidak jauh dari situ, menyilangkan tangannya di depan dada sambil mengomel.
             
Bete karna nggak ada yang merhatiin, Eunkyung merebut keripik yang lagi dimakan Hoya dan duduk di sebelah Sungjong. Tidak menyadari tatapan Hoya yang dengan jelas memohon agar keripiknya dikembalikan. Eunkyung mengambil satu keripik, melihat sekeliling dan melempar keripik itu ke Sungyeol.
           
“Apa sih?” katanya.
             
“Oh, aku masih keliatan ya? Aku kira aku nggak keliatan. Habis, tadi aku masuk dicuekkin. Aku kan maunya disapa,” katanya sambil memakan keripik–hasil rampasan–nya.
           
“Kapan kamu masuk?” tanya Sunggyu.
            
Eunkyung menatap Sunggyu tajam sekilas, “3 hari yang lalu,” jawab Eunkyung singkat.
            
Sunggyu menghela nafasnya. Gawat kalo Eunkyung sampe ngamuk di sini. “Aku beliin kamu es krim, tapi kamu nggak boleh ngambek lagi,” tawarnya.
            
“Rasa apa?”
             
“Vanilla. Kesukaanmu,”
           
Eunkyung berfikir sejenak, “Aku bukan yeoja gampangan,”
           
“Aku beliin 2 es krim,”
           
Eunkyung mulai tertarik. Tapi dia menggeleng.
            
“Kamu minta apa?”
            
“Aku nggak mau minta. Aku bukan yeoja matre,”
           
Sunggyu berfikir sejenak, “Cheese pizza,”
             
“Dengan pepperoni sapi,” tawar Eunkyung.
            
“Dengan pepperoni sapi,”
             
“Aku nggak bisa makan pizza tanpa soda,”
            
 “Dan soda,” Sunggyu mengangguk.
           
“Setuju,”
             
“Satu Es krim…”
            
 “Oppa janji 2,”
           
“Iya, iya,” Sunggyu mengeluarkan dompetnya. “2 es krim vanilla, pizza dengan pepperoni sapi, dan soda,” dia mengeluarkan beberapa lembar uang dan menyerahkannya kepada Woohyun. “Nih, belikan,”
             
“Andwae. Kenapa nggak hyung aja?” tolak Woohyun.
           
“Urusanku sama Sungjong belum selesai,”
             
“Aku mau Myungsoo oppa yang beli,” Eunkyung menunjuk L yang berdiri di sebelah Dongwoo. Mereka berdua memperhatikan percakapan Eunkyung dan Sunggyu sambil cekikikan.
             
“Kenapa aku?”
            
“Aku lagi ngefans banget sama Jiu dan kalo aku liat oppa, nanti rasa kagum-ku ke Jiu bisa berkurang,”
            
“Aku kan Jiu,”
            
“Sekarang bukan. Sekarang lagi jadi Myungsoo oppa,” kata Eunkyung cuek.
             
L menyerah. Dia nggak mau Eunkyung mengobrak-abrik waiting room ini. Dia mengajak Sungyeol dan pergi untuk membelikan pesanan Eunkyung sambil menggerutu, “Emang apa bedanya sih? Yeoja yang satu itu bener-bener deh!”
             
“Aku nggak dengar!” sindir Eunkyung.
             
“Jangan ngomel-ngomel mulu ah,” kata Sunggyu.
             
“Aku nggak ngomel,” bantah Eunkyung.
            
Sunggyu beralih menatap Sungjong, “sampe mana omelan ku tadi?”
             
“Jangan ngomel-ngomel mulu ah,” sindir Eunkyung.
             
Sunggyu mengabaikannya. “udah berapa kali hyung bilang? Kalo ada jadwal kosong, gunakan untuk belajar! Kerjaanmu main terus! Pulang sekolah nggak langsung ke tempat latihan. Ke mana kamu? Cari-cari kesempatan! Gimana mau pintar? Liat nilai fisika-mu ini! Dapat empat puluh! Apa-apaan? Apa kata orang kalau liat nilaimu itu?!”
           
Sungjong kembali menunduk.
            
“Oh, kalau aku, pulang sekolah langsung pulang oppa. Nggak main-main dulu. Soalnya aku juga harus latihan,” ujar Eunkyung serius.
            
 “Nah, dengarkan temanmu ini Lee Sungjong!”
             
“Kalau ada jadwal kosong, biasanya aku di dorm. Nggak ke mana-mana. Sambil ngerjain PR atau baca-baca buku…”
             
“Pasang telingamu baik-baik Sungjong-ah! Dengar sendiri apa kata temanmu!”
             
“Dan kalau di kelas, aku selalu dengerin apa perkataan guru dengan baik. Soalnya aku nggak bisa ikut bimbel. Oppa tau sendiri jadwalku padat. Nggak pernah main-main,”
             
“Kau harusnya malu mendengarnya Lee Sungjong! Jangan diam saja! Kau dengar aku tidak?!”
            
Sungjong makin menunduk. Sekarang dagunya sudah menempel ke dadanya.
           
“Udah oppa, jangan diomelin terus. Kasian dia. Aku percaya kok dia bisa berubah,” ucap Eunkyung tulus.
             
“Lee Sungjong, temanmu ini membelamu! Nggak ada yang mau kamu ucapkan?”
             
Sungjong diam.
             
“Udah oppa, biar dia renungin dulu,”
             
“Kamu anak yang baik Eunkyung-ah,” puji Sunggyu sambil tersenyum. “Lalu bagaimana nilai fisika-mu? Dapat sembilan puluh?”
            
Eunkyung terdiam sejenak. Memandang wajah Sunggyu dengan serius lalu menggeleng. “Anniyo, aku dapat nilai empat puluh, Seperti Sungjong,”
            
Sunggyu gondok. Sungjong menahan tawanya. Sedangkan Dongwoo, Woohyun, dan Hoya yang dari tadi mendengarkan percakapan mereka sudah berguling-guling di lantai.
             
15 menit kemudian, L dan Sungyeol kembali membawa pesanan untuk Eunkyung dan menaruhnya di atas meja. “Pizza-ku!” dia membuka plastiknya, “Mana es krim-nya?”
            
“Kita udah cari ke mana-mana. Nggak ada,” jawab L.
           
“Sunggyu oppa utang 2 es krim vanilla ke aku,” kata Eunkyung sambil mengunyah pizza-nya.
            
“Aigo, Eunkyung-ah. Pelan-pelan makannya,” kata Sunggyu.
           
“Aku lapar. Tadi nggak sempet makan gara-gara…”
             
Tiba-tiba pintu di buka. Yongjin, Hyemi, dan Hahee masuk dengan tampang sangar. Kalo Yongjin dan Hyemi emang tampang-nya sangar beneran gara-gara udah bete ngejar-ngejar Enkyung dari tadi. Tapi kalo Hahee, tampang-nya mau diserem-seremin tapi hasilnya mal praktek. Eunkyung langsung keselek. Sungjong langsung memberikan soda kepada Eunkyung.
            
“Umma tuh ngapain sih kabur dari kita? Kita capek tau ngejar-ngejar dari tadi! Sekarang umma udah nggak bisa lari lagi kan?” Hyemi mengambil paper bag yang dipegang Yongjin.
             
Bayangan tentang makanan salah olahan tadi kembali menari-nari di benaknya.
            
“AKU NGGAK MAU MAKAN ITU!” Eunkyung naik ke atas sofa dan menunjuk-nunjuk paper bag yang di pegang Hyemi.
             
“Apa sih umma? Ini kan baju buat perform. Umma tuh belom ganti baju main kabur aja sih,” kata Yongjin.
            
 “Kalian ngejar-ngejar aku cuma buat bawain baju?”
             
“Ne umma,” Hyemi memutar bola matanya.
             
“Kenapa nggak telfon aja?”
           
“Umma nggak bawa handphone,” Yongjin loncat-loncat gemas.
            
Eunkyung kembali duduk di sofa dan kembali menggigit pizza-nya, “Oh, aku kira kalian mau nyekokin aku sayuran dan hasil olahannya tadi,”
            
“Oh, umma tenang aja. Makanan-makanan itu udah diabisin Hahee,” Hyemi menunjuk Hahee yang masih memasang ekspresi anehnya. Eunkyung keselek lagi.
             
Setengah jam kemudian, Eunkyung sudah selesai mengenakan baju untuk perform-nya. Dia dan Yongjin kembali lagi ke waiting room Infinite. Sunggyu yang menyuruhnya.

Ternyata Sunggyu mau ngomelin Eunkyung soal betapa-pentingnya-makan-sayuran. Sayangnya Eunkyung udah kebal sama omelan-omelan kayak gini. Jadi nggak nyesek-nyesek banget. Dia malah memperhatikan Yongjin dan Woohyun yang dengan bahagia memakan pizza-nya. Berkali-kali Eunkyung menatap Sunggyu dengan pandangan oppa-tolong-selamatkan-pizza-ku. Tapi dicuekkin. Akhirnya dia cuma duduk di situ, pura-pura budek dari omelan Sunggyu, dan merencanakan cara membalas dendam yang baik dan benar.
 
-TAMAT-

Banci Sialan!




Gue bete sama banci, bencong, waria, semi-pria, semi-wanita, wanita mutant, atau apalah namanya. Ada yang salah dengan otak banci. Ada yang salah dengan bentuk banci. Ada yang salah dengan suara banci. Pokoknya gue kesel, sebel, bete!

Pagi itu dimulai seperti biasa. Bangun tidur, siap-siap ke sekolah buat TOEFL (termasuk mandi dan memakai baju. Gue WARAS), ngeliatin lomba paskibra yang kebetulan diadakan di sekolah gue, dan yang paling penting, JAJAN. Semuanya bener-bener normal sampe Lupita, temen gue, bilang gini "Bete ah di sekolah,". Terus gue tanya, "Lo mau pulang?"

"Nggak deh, gue mau ke Pamulang Square aja,"

"Ngapain?"

"Nyoba-nyobain Crocs"

"Nggak beli?"

"Nggak,"

"Najis lo,"

"Belinya entar aja bareng Salma,"

"Gue ikut deh,". Gue baru sadar kalo tadi gue najis-najisin dia. Tapi ternyata alam bawah sadar gue memutuskan untuk ikut. Apakah artinya gue najis? Apakah artinya gue ngatain diri gue sendiri? Apakah gue baru saja melakukan kesalahan yang fatal bagi masa depan gue? Bagi keluarga gue? Apakah diri gue akan merasa menyesal nanti? Apakah diri gue bakal kena karma? Apakah gue bisa berhenti bertanya dan melanjutkan postingan ini?

*Hening*

"Aku pengen ke Gramedia deeeeh," kata Lupita tiba-tiba.

"Gue juga nih. Ke Gramedia aja yuk," kata gue.

"Gramedia mana?"

"WTC"

“Oke,” akhirnya kita, dengan sangat labilnya, merubah rencana dan pergi ke WTC. Selamat tinggal Pamulang Square!!

Kita sampe di WTC sekitar jam setengah 12. Kita memutuskan untuk pergi ke Gramedia dulu. Pas lagi jalan ke escalator, tiba-tiba mata gue melihat sekelebatan monster lumut yang sangaaaaaat besar. Gue nyaris teriak-teriak soprano lebay sambil nunjuk-nunjuk tuh monster saat gue sadar ternyata monster lumut yang gue kira monster lumut tadi hanyalah seorang sales krim kulit.

“Boleh mba dicoba krimnya” kata tuh sales.

DEG! Suaranya… Ada apa dengan suaranya? Dia abis nelen kodok? Gue coba bertingkah senormal mungkin (nggak teriak-teriak soprano lebay sambil nunjuk-nunjuk tuh sales). Ah, mungkin gue salah denger.

“Krim herbal lho mba. Nggak ada efek sampingnya”

Gue nggak salah! Emang ada yang salah dengan suaranya! Najis! Nge-bass! Gue beranikan diri nengok ke arah tuh sales. Pemandangan yang gue lihat sungguh-sungguh merusak mata. Sales itu bertubuh bak lelaki. Tinggi dan besar. Dan kuku tangannya lho! Menurut penelitian gue, panjangnya lebih dari 5cm. Dan dengan garangnya, tangan besar itu menggenggam tangan Lupita, lalu mengoleskan krim putih dagangannya ke tangan Lupita!! TIDAAAAAKKK!!! (Lebay)

“Yah, yah, yah!” protes Lupita useless.

Singkat cerita, kita pun menjadi sandera banci ini. Kita udah nolak barang dagangannya dengan berbagai alasan ; “Kita bawa uangnya pas-pasan mba,” atau “Kita cuma dikasih uang buat beli buku,” atau “Ya udah nanti ya kita mau beli buku dulu di atas,” dengan perasaan ganjil yang aneh setiap kali kita mengucapkan kata “Mbak”. Karena makhluk mistis itu bukan “Mbak” sama sekali.

Setelah 15 menit, kita berhasil melarikan diri dari cengkraman maut. Kabur. Escape. Menyelamatkan diri. Menyambung hidup. Tapi yang bikin gue kesel tuh banci tiba-tiba bilang “Buat obat aja kok pelit sih?”. Sumpah! Gue hampir balik badan terus nyamperin dia sambil bawa-bawa ulekan terus teriak “EH!   BANCI! KOK LO NGAJAK RIBUT SIH?! SALES KOK MAKSA! DASAR BANCI! HOBBY-NYA NGEDUMEL! SINI LO ONE BY ONE SAMA GUE! NGOMONG KE GUE LANGSUNG!”. Tapi untungnya gue dianugrahi kesabaran yang luar biasa besar. Jadi gue sama Lupita cuma jalan lempeng sambil cekikikan.

Sumpah! Baru kali ini gue digituin sama sales. Banci pula!

Setelah beli buku di Gramedia, gue sama Lupita ke food court. Makan. Kita kelaperan. Apalagi habis ketemu banci. Sambil makan Lupita menyampaikan ketakutannya yang amat besar “Nanti pulangnya jangan lewat situ lagi ya umma. Lewat pintu yang lain aja. Aku males ketemu tuh banci lagi. Ntar kita diapa-apain, lagi,”

“Iya tenang aja,” jawab gue. Tapi jujur, gue masih bete sama tuh banci. Gue tipe cewe yang hobby nyimpen dendam. Mungkin karena hobby gue nonton film thriller.

Setelah capek muter-muter, kita memutuskan untuk pulang. Waktu itu sekitar jam 3. Di escalator turun, Lupita ngingetin gue lagi, “Umma jangan lewat situ lagi ya,”

“Tantangin yuk,” sifat iseng gue keluar.

“Ha? Gila lo! Gak mau ah”

“Ya udah gue aja, lo tunggu di depan”, Jadi bukannya lewat pintu yang ada di depan escalator, gue malah belok kiri, ke arah tuh banci.

“Umma! Umma! Ih umma!” Lupita manggilin gue. Bodo amat Lup, gue mau nantangin banci bentar. Batin gue. Hahaha.

Dan benar! Tuh banci manggil gue lagi. “Eh mba lagi, mau beli krim saya mba? Temennya mana satu lagi?”

“Temen saya kabur mba. Takut kali,” gue nggak berhenti jalan. Biar nggak dikira beneran nyamperin tuh banci. Lagi-lagi dugaan gue bener, dia nyamperin gue. Gue berhenti. Agak takut juga. “Misi dong, mau lewat nih,” kata gue sok berani.

“Tadi katanya mau beli?” kata banci.

“Nggak, kata siapa?” bantah gue. Gue langsung nyari celah, terus kabur. Bukan kabur sambil lari-lari terus teriak “TOLOOOONG!! GUE DI KEJAR-KEJAR BANCI!!! SELAMATKAN GUE!!!”  melainkan cuma jalan dengan santai. Gue ngerasa keren *Blushing*.

Di lobi gue ketemu sama Lupita. “Lupita!” panggil gue sambil cekikikan.

“Gila lo ngapain deh? Gue ngeliat lo dihalang-halangin gitu tadi!” kata Lupita. Gue masih cekikikan.

Walapun tadi sempet bete gara-gara tuh banci, tapi paling nggak, gue berhasil bales dendam. Tuh banci pasti nyesek. Hahahahaha.


iDolls Member Profile



Menyambung postingan sebelumnya, kali ini gue mau posting biodata fake girlgroup yang bakal gue jadiin karakter di ff gue. Alasan gue “mendebutkan” fake girlgroup ini udah gue jelasin di postingan gue sebelumnya
Okay check this out!


Girlgroup ini bernama iDolls. Debut pada tanggal 10.10.10 dibawah naungan Fiction Ent.. Girlgroup ini terdiri dari 6 members, Song Eunkyung, Kang Hyemi, Kang sanghwa, Kang Hahee, Han Yongjin dan Han Yongneul. Fans mereka adalah Fella atau Fellas.

iDolls adalah girlgroup yang setiap member-nya mempunyai karakter yang khas dan unik.
·          
      iDolls' Member Number 1
  Invincible Leader Eunkyung
  • Birth Name : Song Eunkyung
  • Stage Name : Eunkyung 
  • Nick Name(s) : Pabo Eunkyung, Gameun, Eunkyung Umma, Purple Eunkyung. 
  • Date Of Birth : October 06, 1994
  • Position : Leader, Vocalist, Lead Dancer
  • Specialty : Gag, Riot, Like-a-Psycho Stares, Good Leadership, Taekwondo, Voice Imitation, Boys  Dance Moves, Ice Breaker.
  • Blood Type : O 
  • Hobbies : Play computer games, Watch horror and thriller movies, Play with her cats; Vanilla and Mui Mui.

·         iDolls' Member Number 2
 Icy Princess Hyemi 
  • Birth Name : Kang Hyemi 
  • Stage Name : Hyemi 
  • Nick Name(s) : Chef Hyemi, Boss, Icy Hyemi, Cupcake Hyemi.
  • Date Of Birth : April 22, 1995
  • Position : Lead Dancer, Vocalist.
  • Specialty : Cooking, Tango Dance, Singing, Piano, Fashion.
  • Blood Type : B
  • Hobbies : Cooking, Watch Movies, Painting.

·         iDolls' Member Number 3
Powerful Soul Sanghwa 
  • Birth Name : Kang Sanghwa 
  • Stage Name : Sanghwa
  • Nick Name(s) : Swan Princess, Human Music Box. 
  • Date Of Birth : June 1, 1995
  • Position : Main Vocal 
  • Specialty : Singing, MC-ing, Acting. 
  • Blood Type : O
  • Hobbies : Shopping, watching movies, singing, reading, traveling.

·         iDolls' Member Number 4
Exploding Energy Hahee 
  • Birth Name : Kang Hahee 
  • Stage Name : Hahee 
  • Nick Name(s) : Bombs, Exploding Hahee, Beware Hahee, Sexy Hee, Chic-hee. 
  • Date Of Birth : July 4, 1995
  • Position : Main Rapper 
  • Specialty : Rapp, Poem reading, Writing lyrics, Money management. 
  • Blood Type : AB 
  • Hobbies : Writing, Shopping, Laughing, Eating.

·         iDolls' Member Number 5
Cutie Princess Yongjin 
  • Birth Name : Han Yongjin 
  • Stage Name : Yongjin 
  • Nick Name(s) : Natural Pearl, Barbie Yong, Choco Yong. 
  • Date Of Birth : January 8, 1996
  • Position : Main Dancer, Visual. 
  • Specialty : MC-ing, Good in Fashion, Acting, Fan Service, Radio DJ-ing. 
  • Blood Type : B 
  • Hobbies : Shopping, doing aegyo, writing.

·         iDolls' Member Number 6
Angel Voice Maknae Yongneul 
  • Birth Name : Han Yongneul
  •  Stage Name : Yongneul 
  • Nick Name(s) : Shy Princess, Singing Angel, Big Baby. 
  • Date Of Birth : January 19, 1996
  • Position : Main Vocal, Visual.
  • Specialty : Singing, High note, Ballet, Acting. 
  • Blood Type : O 
  • Hobbies : Cooking, Watching Action Movies, Reading.

·         iDolls' Manager Number
  •       Name : Choi Minrang 
  •       DOB : Agustus 24, 1986

·         iDolls' Manager Number 2
  • Name : Park Eunrang 
  • DOB : April 7, 1986

·         iDolls' Manager Number 3
  • Name : Jang Seunghwan 
  • DOB : 27 October, 1986


Rencana Pemostingan Fanfiction



Gue pernah janji kalo gue bakal ngeposting fanfiction karya gue di blog ini. Dan sampe sekarang belom kesampean. Okay ini pure salah gue. Okay guys! Ini salah gue!


Okeh, gue bakal posting fanfiction karya gue. Sebagai author pemula, gue nerima kritik atau pun saran yang bikin ff gue tambah bagus kedepannya. Bukan bikin gue down dan akhirnya bikin gue males bikin ff baru lagi.
Tujuan gue posting ff adalah…






Iseng.




Jadi daripada ff gue jamuran di folder, yang baca cuma temen-temen yang sudi niat baca doang, yaudah gue posting di sini aja.


Berhubung ini ff karya gue, suka-suka gue jalan ceritanya mau kayak gimana. Gue nggak akan posting ff dengan genre YADONG, YAOI, ataupun YURI. Gue anti banget sama tiga genre  tersebut. Terus juga ada ff gue yang kadang-kadang jalan ceritanya absurd, dan nggak manusiawi. Kalian bakal nemuin karakter-karakter yang tingkahnya nggak masuk akal dan nggak sesuai dengan nalar.


Gue mau bikin sesuatu yang beda di ff gue. Gue fangirl yang nggak suka kalo bias gue dipasang-pasangin sama member dari girlgroup lain. Kalo orang lain mau suka sih nggak apa-apa. Tapi gue nggak suka. Contohnya,


SHINee – f(x)


Gue suka SHINee. Gue suka f(x). Sumpah gue suka. Tapi gue nggak suka kalo mereka ada di satu stage. Gue nggak mau ngasih tau alasannya. Nanti gue malah dikira bashing. Pokoknya gue nggak suka. Dan karena itulah gue nggak mau bikin ff dengan pairing Bias – (member girlgroup). Nggak! Nggak mau! Nggak akan! Yang ada inspirasi gue malah stuck terus tuh ff nggak gue urus, terus gue print, terus gue injek-injek terus data-nya di computer gue copy ke flash disk, terus flash disk-nya gue cemplungin di toilet.


Jadi untuk mengantisipasi keganasan gue, gue dan temen gue yang bernama Lupita, yang merupakan partner yang baik dalam pembuatan fanfiction, merencanakan untuk membentuk sebuah fake girlgroup.


Gue bakal ngeposting biodata dan karakter per-member. Tapi itu nanti menyusul. Untuk sekarang, gue cuma mau ngasih informasi singkat tentang fake girlgroup tersebut.


Girlgroup ini bernama iDolls. Debut pada tanggal 10.10.10. Sesuai namanya, girlgroup ini terdiri dari 6 members, Song Eunkyung, Kang Hyemi, Kang sanghwa, Kang Hahee, Han Yongjin dan Han Yongneul. Fans mereka adalah Fella (tunggal) atau Fellas (keroyokan).

iDolls itu girlgroup dengan karakter luar biasa polos dengan banyak ke-absurd-an dan ketidakmasukakalan. Masing-masing karakter mempunyai karakter yang khas dan unik.


iDolls and FELLAS are READY to CHANGE THE WORLD!!!