Live is a mug of coffee

Liburan

Sebelumnya gue mau minta maaf kalo ada salah-salah kata sama kalian. Omongan gue yang nyakitin kalian, yang disengaja maupun tidak. Tingkah gue yang bikin kalian sakit hati, yang sudah dilakukan, direncanakan, maupun yang belum, sedang dan akan direncanakan. Pokoknya I'm sorry for all that I have done to you.

Ngomongin liburan lebaran, pasti pada mikir pulang kampung ngeliat binatang-binatang atau jalan-jalan ke ragunan silaturahmi sama sodara kalian (lhoh?). Tapi bagi gue, liburan lebaran itu kesempatan buat ngerjain tugas yang numpuk, susah, dan nggak penting itu. Sumpah guru-guru disekolah gue ngasih THR yang beda dari pada yang lain. Gue dapet 2 THR dari masing-masing guru mata pelajaran, PR dan BANYAK BANGET. Terima kasih guruku...

Tapi masih ada hiburan sih, THR dari bokap lumayan, terus castengel dirumah gue numpuk. Yang paling gue tunggu waktu lebaran ya cuma 2 hal itu, THR sama castengel, hahaha. Sama opor deh. Sama ketupat juga. Sama sambel tuh, mantep banget. Sama nastar juga. Sama putri salju (semua aja yang ada di kulkas gue sebutin).

Dan akhirnya, waktu puasa berat gue turun 2 kilo. Setelah lebaran, berat gue naik 3 kilo. Hebat, bukan?

GUE KANGEN TEN THREE FREAKS!!!!!! Baru 2 minggu nggak ketemu mereka aja gue udah kangen banget. Habis gimana ya? Tingkah mereka emang ngangenin sih, hahaha. Nggak sabar buat masuk sekolah tanggal 20 nanti. Pokoknya begtu masuk, mereka semua harus sungkeman sama gue (gue kan emak)!

Terakhir masuk kemaren, gue sama Dista keliling kelas. Nanyain Ten Three Freaks members satu persatu mereka mudik atau nggak. Kalo mudik ya jangan lupa oleh-oleh nya. Sasha udah janji mau bawain gue bakpia pathok sama sendal, hahaha. Awas ya nak, kalo kalian sampe lupa, NGGAK USAH PULANG!!!

Bukti!

Dista  : "Mak, emak minus berapa, mak?"

Emak : " Minus 3. Emang kenapa?"

Dista : "Nggak apa-apa. Komsyi berapa? Lagi survey aja aye. Kalo nggak pake kacamata ngeliatnye jelas nggak mak?"

Emak : "Nggak lah. Tulisan di papan tulis nggak keliatan sama sekali. Lo minus berapa nak?"

Dista  : "Minus 2 terakhir meriksa."
Emak : "Lagian lu mah yang aneh-aneh aja sih. Minus mata lah lu survey."

Dista  : "Nggak apa-apa. Nanti ukuran **a gue survey juga."
Emak : "Ha? Gila lu ah!"

Dista  : "Gue imut. bukan gila."

Emak : "Nak, emak tuh capek ngurus kamu. Nyekolahin kamu. Bukannya belajar yang bener. Tapi kamu malah belajar gila. Belajar gila sama siapa kamu nak?"

Dista  : "Sama kak Komsyi."
Emak : "Jangan panggil dia kakak! Emak tidak sudi punya anak seperti itu!"

Dista  : "Tapi mak, babeh selalu marah kalo kita memperlakukan Komsyi sepert ini."

Emak : "Siapa? Babeh? Tidak mungkin! Bagaimanapun juga emak tidak mau mengakuinya!"

Dista : "Memang apa yang salah mak dengan dia? Aku bingung kenapa emak begitu membencinya?"
Emak : "Dia itu aib keluarga! Mengerti kamu? Adik-adik dan kakak-kakakmu saja membencinya!"

Dista  : "Aib apa? Selama ini emak menyuruh kami untuk membencinya, tapi aku bingung kenapa? Aku baru sadar kalau Komsyi itu anak yang baik mak, dia menyayangi emak.

Emak : "Menyayangi emak kamu bilang? Dengar anakku! Dia itu selalu membuat emak malu! Tidak tahu sopan santun. Selalu saja menyela omongan orang. Bahkan guru sekalipun! Begitu yang kamu bilang menyayangi emak?"

Dista : "Aku tahu mak. Tapi aku kasihan padanya. Dia selalu dihujat dan dibenci orang banyak, karena kelakuannya."

Emak : "Yah, itu lah. Hujatan-hujatan yang ditujukan kepadanya adalah karma dari perbuatannya, nak."

Dista : "Tapi, dia kan ingin bertobat."

Emak : "Mana buktinya nak? Emak butuh bukti! Bukan janji!"



Naskah di atas adalah naskah dadakan yang dibuat via sms antara gue dan Dista tanpa perencanaan sebelumnya. Dengan sedikit editan oleh admin.

Raquel & Dista